Pages

1.27.2014

Pemimpin Idaman dalam Alquran

Batam Pos Jumat, 06 Pebruari 2009
Pesta demokrasi yang akan datang sebentar lagi membuat sebagian rakyat bingung dan bertanya-tanya ”milih atau golput”, hal ini mungkin dikarenakan mereka tidak mendapati sosok pemimpin yang mereka idamkan atau karena mereka kurang informasi. Itulah realita pemilu tahun ini. Jadi tidak ada yang dapat dipersalahkan rasanya kalau tingkat golput akan tinggi nantinya walau kita semua tentunya tak menginginkan hal itu terjadi. Sebenarnya semua ini tergantung kesadaran kita masing-masing, memilih atau tidak itu tidak akan mempengaruhi legalitas pemimpin-pemimpin kita nantinya, jadi sangat disayangkan apabila hal ini kita sia-siakan.
Kita rakyat Indonesia memimpikan sosok pemimpin yang bisa membawa negara ini ke arah yang lebih baik dan bisa memenuhi harapan rakyat jelata. Jadi sebagai rakyat kita harus tetap memiliki kriteria pemimpin. Berkaitan dengan keinginan kita memiliki seorang pemimpin yang dapat memimpin bangsa ini menjadi lebih baik, maka kita perlu pemimpin yang dapat menjadi teladan. Keteladanan merupakan salah satu pilar utama yang tercermin pada sikap pemimpin, yaitu tidak menyuruh orang sebelum ia mengerjakan hal itu sendiri serta tidak melarang orang lain sebelum melarang dirinya sendiri.
Seorang pemimpin dipastikan akan jatuh ketika tidak ada kesamaan antara perkataan dan perbuatan. Keteladanan menjadi sangat penting karena saat ini rakyat Indonesia kehilangan sosok yang bisa mereka jadikan contoh. Panutan untuk ditiru. Karena bagaimana mungkin rakyat akan tidak korupsi kalau pemimpinnya selalu memperlihatkan dan mencontohkan bagaimana cara korupsi. Lalu tawadhu, tawadhu merupakan sifat yang berlawanan dengan sifat takabur. Karena sifat takabur begitu buruk sehingga Allah SWT menggolongkan ahli takabur ”Laa yadkhulil djannah man kaana fi qolbihi mitsqola dzarrotin min…” Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat takabur walau sebesar biji dzarroh”.
Tanggung jawab juga merupakan sifat yang terpenting yang harus ada dalam diri seorang pemimpin, karena kehormatan seorang pemimpin adalah keberaniannya untuk berada di barisan depan dalam memikul tanggung jawab. Juga harus teguh pendirian dan konsisten, jadi seorang pemimpin yang senang berubah pendirian tidak akan dapat memimpin dengan baik. Pintar juga penting karena di dalam menyikapi suatu masalah diperlukan ilmu pengetahuan/ inteligen (tingkat kecerdasan yang tinggi) apalagi permasalahan yang menyangkut orang banyak, tentu tidak main-main dalam penyelesaiannya.
Kriteria pemimpin dalam Alquran Seorang pemimpin juga harus dapat membangun ekonomi kerakyatan, prinsip ekonomi kerakyatan dalam agama memberi hak yang sama pada semua orang, tidak ada yang mendapat hak istimewa dan lebih berpihak pada kaum fakir dan miskin. Salah satu ayat yang memberi tonggak dasar ekonomi kerakyatan dapat kita saksikan pada firman Allah SWT berikut: ”Apa saja harta rampasan yang diberikan Allah pada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota, maka hal itu diperuntukkan untuk Allah, Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu tidak hanya berputar di kalangan kaum kaya kalian.” (QS Al-Hasyr: 7) Lalu dapat menegakkan keadilan hukum, pengistimewaan dan penghormatan yang berlebihan terutama dalam masalah hukum hanya akan menjadikan bibit bagi lahirnya ketidakadilan, pemimpin idaman juga harus bisa menciptakan suatu hukum yang netral dan ia harus tegas dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Seorang pemimpin juga harus dapat menciptakan rasa aman, Allah berfirman ”(Dia) mengamankan mereka dari rasa takut.” (Q.S. Quraisy : 4). Pemimpin idaman mutlak harus mampu melindungi rakyatnya dari ketakutan sebagai rakyat, mulai dari ketakutan politik, budaya, ekonomi sampai ketakutan moral. Allah SWT berfirman ”karena sesungguhnya orang yang paling tepat yang kamu pekerjakan adalah orang yang fisiknya kuat dan dapat dipercaya.” (Q.S. Al-Qashash : 26). Seorang yang memiliki kekuatan tetapi tidak mempunyai sikap terpercaya, maka ia lebih layak untuk kepemimpinan militer.
Sebaliknya, orang yang mempunyai sifat terpercaya tetapi lemah fisiknya, maka ia hanya pantas untuk aktivitas ekonomi saja. Mengembangkan fungsi dialog, seperti dalam perintah Allah SWT ”Musyawarahkanlah segala urusan dengan mereka.” (Q.S. Al Imran : 159). untuk mewujudkan masyarakat masa depan yang makmur dan maju, pemimpin idaman perlu memulainya dengan membuka unsur terpenting demokrasi yaitu menghidupkan suasana dialog di setiap ruang berbangsa. Masyarakat masa depan tidak menerima lagi pemimpin yang otoriter karena pada umumnya mereka telah tercerahkan secara intelektual, ekonomi, moral, hukum dan budaya.
Lalu yang sangat diharapkan pada saat sekarang ini adalah pemimpin yang bersih dari uang haram (anti-korupsi), sangat jelas maksudnya bahwa rakyat menginginkan pemimpin yang jujur dan tidak korupsi karena memang sekarang ini lagi marak tindak korupsi, dan juga dapat bertindak tegas terhadap siapapun yang melakukan korupsi. Setiap kali diadakannya pemilihan umum, semua calon dalam pemilihan umum itu pasti menawarkan janji untuk meraih simpati massa. Untuk melihat seberapa jauh komitmen dan kesungguhan para calon dalam menjalankan janjinya, mungkin bisa dilihat dengan mengukur riwayat rekam hidup mereka dengan beberapa ciri di atas. Semoga kita segera mendapatkan pemimpin idaman yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. ***

Oleh: Puri Suryani
Staf Kebijakan Publik KAMMI Komisariat Batam

No comments:

Post a Comment